Search This Blog

Sunday, August 01, 2004

AWAS KOSMETIKA BISA PICU ALERGI DAN IRITASI

AWAS KOSMETIKA BISA PICU ALERGI DAN IRITASI
Agar tak menimbulkan dampak negatif, pastikan kosmetika yang dipakai anak tidak mengandung bahan pemicu alergi, memicu iritasi maupun bersifat toksik.

Saat ini, kosmetika tidak hanya dipakai oleh gadis remaja dan wanita dewasa saja, tapi juga anak-anak. Beragam merek kosmetika khusus anak kini dijual di pasaran. Kemasan dan isinya pun persis seperti kosmetika orang dewasa. Ada lipstik dengan aneka warna, lipgloss, blush, eyeshadow, dan lain-lain. Dandanan sang bintang yang diidolakan si kecil pun bisa dimiliki hanya dengan polesan singkat.

Penggunaan kosmetika tersebut, ungkap dr. Titi Lestari, Sp.KK memang memiliki beberapa manfaat positif. Salah satunya adalah anak bisa tampil lebih percaya diri. Tidak bisa dipungkiri, penggunaan kosmetika membuat anak lebih cantik. Penampilan yang baik bisa mendongkrak rasa percaya diri anak. Terlebih jika lingkungan pun memberi respons positif. "Bukankah kita lebih suka melihat sesuatu yang indah?"

Anak juga bisa belajar bagaimana merawat dan menjaga penampilannya. "Hal ini bisa menjadi 'modal' ketika anak beranjak dewasa. Dia mampu menjaga penampilannya agar tetap menarik." Selain itu, anak bisa memiliki kosmetikanya sendiri. Dia bisa memilih dan menggunakannya sendiri. Hingga si kecil tidak perlu lagi merecoki kosmetika milik orang tuanya.
Dokter spesialis kulit yang berpraktek di RSUPN Cipto Mangunkusumo ini menegaskan, selain memiliki efek positif, kosmetika juga memiliki efek samping negatif akibat bahan kimia yang dikandungnya. Ada beberapa bahan yang mesti diperhatikan orang tua yang pada beberapa anak bisa menyebabkan reaksi alergi dan iritasi. Yang jelas pastikan kosmetika tersebut tidak mengandung bahan-bahan iritan (zat pemicu iritasi) maupun alergen (zat pemicu alergi).

Adapun zat pemicu alergi yang mesti dicermati di antaranya bahan pewarna. Banyak sekali zat pewarna yang berbahaya bagi tubuh. Reaksinya pun tidak hanya menimbulkan alergi, tapi juga bisa menimbulkan gangguan pada organ tubuh.

Zat pemicu lainnya adalah bahan pewangi yang membuat kosmetika harum ketika digunakan disamping bahan pengawet agar bahan-bahannya tahan lama. Salah satu unsur pewangi dalam kosmetika adalah fragrance yang merupakan daya tarik sendiri bagi anak-anak.

VARIASI MUNCULNYA REAKSI ALERGI

Efek dari alergi dan iritasi, ungkap Titi, sangat bervariasi. Mulai kemerahan yang ringan pada kulit, hingga pembengkakan dan kulit yang terkelupas. Mulanya rasa gatal hanya terbatas di daerah yang mengandung alergen. Lambat laun rasa gatal akan menyebar jika digaruk. Semakin intensif digaruk, semakin hebat dan luas rasa gatal itu menyebar. Reaksi lebih meluas tidak hanya di tempat yang diolesi kosmetika saja, tapi juga daerah tubuh lainnya. Efek kemerahan pada kulit bisa bertahan dalam beberapa hari atau minggu. Penting juga diperhatikan, kulit pada anak berbeda dengan kulit orang dewasa. Kulit anak lebih mudah teriritasi dibanding dewasa.

Susahnya lagi, ujar Titi, munculnya reaksi alergi (masa sensitisasi) ternyata bervariasi pada setiap orang. Tubuh akan bereaksi terhadap zat yang masuk itu karena merupakan benda asing yang tidak diterima tubuh. Setelah antibodi terbentuk barulah reaksi alergi muncul. Waktu sensitisasi itu bisa beberapa menit, tapi juga bisa berminggu-minggu. Tak heran, ada yang sekali oles lalu beberapa menit kemudian menimbulkan reaksi alergi. Namun ada juga yang sampai dua bulan baru terasa dampaknya pada kulit. Masa sensitisasi itu memerlukan waktu berlangsung sampai kapan tubuh membentuk antibodi terhadap sumber alergi tersebut.
Selain itu, ada atau tidaknya riwayat alergi pada seseorang tidaklah menjadi patokan. Sebab sumber pencetus alergi bagi setiap orang boleh dikatakan berbeda satu sama lain. Ada orang yang alergi terhadap bunga, tapi tidak pada debu. Demikian pula ada orang yang alergi terhadap zat A, tapi tidak terhadap zat B. "Sangat mungkin orang yang biasanya sehat-sehat saja, tidak memiliki penyakit alergi seperti asma, gangguan kulit, atau pilek. Tetapi begitu diolesi salah satu zat kosmetika, kulitnya langsung memerah." Sebaliknya, bukan tidak mungkin seseorang memiliki riwayat alergi tapi tidak alergi saat dioles, kosmetika.

Menurut Titi, dampak alergi itu semakin hebat jika intensitas pemakaiannya sering dan penggunaannya dalam jangka panjang. Pada anak-anak boleh jadi mengakibatkan dampak sampingan, yaitu munculnya reaksi infeksi. Apalagi jika saat menggaruk tangan anak kotor. "Kulit yang terluka akibat garukan pun akan mudah terkontaminasi oleh kuman dan bakteri."

Karena itulah, kosmetika yang bersifat hipoalergenic (kemungkinannya menimbulkan reaksi alergi sangat kecil) umumnya tidak berwarna dan tidak wangi. "Tentu hal itu sulit dilakukan pada kosmetika anak yang justru mengutamakan warna dan wangi." Tegasnya, salah satu faktor yang menentukan kosmetika itu aman adalah tidak memicu alergi dan iritasi. Namun, orang tua tetap mesti teliti saat si kecil menggunakan kosmetika. Jika ada bagian tubuh anak yang teriritasi atau alergi, maka orang tua harus segera menghentikan pemakaian kosmetika tersebut.

PENGOBATAN

Pengobatan dilakukan dengan:

* Mengoleskan krim atau salep kortikosteroid.

* Tablet kortikosteroid kadang digunakan pada kasus yang berat.

* Pada keadaan tertentu pemberian antihistamin bisa meringankan keluhan gatal.

* Untuk mencegah infeksi dan menghindari iritasi, daerah yang terkena harus dibersihkan secara teratur dengan air dan sabun lembut. Yang pasti, lepuhan tidak boleh dipecahkan. Perban kering juga bisa dimanfaatkan untuk mencegah terjadinya infeksi.

WASPADAI BAHAN TOKSIK

Faktor lain yang juga harus mendapat perhatian orang tua adalah kandungan toksik (yang bersifat racun) dalam kosmetika tersebut. Dalam situs Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM), Departemen Kesehatan RI disebutkan 31 kosmetika impor yang beredar mengandung bahan toksik merkuri, disamping bahan pewarna tekstil.

Perlu diingat, meskipun hanya dioleskan ke kulit, penggunaan bahan pewarna pada kosmetika hendaknya tidak bersifat racun. Sebab kulit juga memiliki fungsi penyerapan/absorpsi terhadap zat-zat di luarnya. Jika ada zat kimia yang menyentuh kulit, maka sebagian akan diserap tubuh. Terlebih jika kulit tersebut dalam keadaan terluka yang memungkinkan proses penyerapan zat kimia oleh kulit pun akan semakin tinggi.
Zat toksik yang perlu diwaspadai antara lain merkuri, zat retinoat, dan zat pewarna Rhodamin B yang memiliki nama lain D & C Red 19. Bahan-bahan tersebut dilarang digunakan pada kosmetika karena akan merugikan kesehatan, termasuk merusak kulit wajah berupa dermatitis kontak pada pemakaian jangka waktu tertentu. Krem pemutih yang mengandung merkuri juga berakibat buruk pada ginjal. Sementara tretinoin bisa mengelupaskan kulit atau rhodamin B yang bisa menyebabkan gangguan fungsi hati/kanker hati.

Hati-hati juga jika disebut memiliki komponen pearl white pada kosmetika anak. Sebab zat tersebut lazimnya mengandung bleaching/pembersih yang kadang mengandung zat merkuri. Meski setelah pemakaian beberapa lama, si pemakai akan merasa warna kulitnya lebih putih. Tapi pemakaian ini mesti dicermati karena setelah beberapa lama akan muncul bintik-bintik hitam pada kulit. Negatifnya lagi, melalui kulit, kandungan merkuri tersebut akan meresap ke dalam tubuh. Jika pemakaiannya sering dan dalam jangka panjang, fungsi ginjal bisa terganggu. Bahkan dalam jangka panjang, penggunaan merkuri bisa memicu munculnya kanker.

Meski begitu, Titi menegaskan, kita tidak bisa memvonis produk tertentu mengandung zat berbahaya atau tidak karena hanya bisa dilakukan lewat penelitian di laboratorium. Sebab pihak produsen biasanya tidak mencantumkan komposisi bahan kimia dari produk kosmetika yang dibuat, termasuk berapa konsentrasinya. "Semua itu menyulitkan konsumen untuk mengetahui apakah produk itu mengandung bahan pemicu alergi, iritasi atau bahkan zat berbahaya seperti merkuri."
TIPS AMAN GUNAKAN KOSMETIKA

Titi juga menegaskan, sebaiknya orang tua memilihkan kosmetika buat anak yang sudah terdaftar Badan POM.

* Salah satu ciri kosmetika sudah terdaftar adalah adanya Kode Pendaftaran yang ditandai dengan huruf CD untuk kosmetika dalam negeri dan CL untuk kosmetika luar negeri. Selain dilengkapi dengan nomor pendaftaran yang berjumlah 10 angka. Contohnya, POM CD. 1234567890/DepKes RI CD. 9876543210

* Perhatikan komposisinya, jangan sampai terdapat zat pewarna berbahaya atau yang jelas-jelas sudah dilarang penggunaannya sebagai Bahan Tambahan Makanan (BTM), obat-obatan dan kosmetika.

* Berdasarkan ketentuan Peraturan Menkes RI Permenkes RI No. 239/Men.Kes/Per/V/85, zat pewarna berbahaya itu di antaranya Auramine, Alkanet, Butter Yellow, Black 7984, Burn Umber, Chrysoidine, Chrysoine S, Citrus Red No. 2, Chocolate Brown FB, Fast Red E, Fast Yellow AB, Guinea Green B, Indanthrene Blue RS, Magenta, Metanil Yellow, Oil Orange SS, Oil Orange XO, Oil Yellow AB, Oil Yellow OB, Orange G, Orange GGN, Orange RN, Orchil and Orcein, Poncheau 3R, Poncheau SX, Poncheau 6R, Rhodamine B, Sudan I, Scarlet GN, dan Violet 6 B.

* Beberapa bahan berbahaya yang disalahgunakan penambahannya pada kosmetika yakni merkuri/air raksa yang ditambahkan pada pemutih yang diklaim sebagai penghilang vlek hitam.

* Hidrokinon lebih dari 2% ditambahkan pada pemutih yang diakui klaim sebagai pemutih kulit (karena yang disyaratkan tidak boleh lebih dari 2%).

* Rhodamin B (pewarna merah jambu) yang terdapat pada lipstik, perona pipi dan eye shadow.

* Methanil Yellow (pewarna kuning) terdapat pada bedak, eye shadow.

* Merah K3 yang umumnya ditemui pada bedak, eye shadow dan perona pipi.

* Kandungan methanol lebih dari 5% (sementara syaratnya tak melebihi 5%) yang bisa dijumpai pada sediaan hair spray

3 comments:

Anonymous said...

louis vuitton sac [url=http://www.cuirlv2013.fr]sac louis vuitton[/url] hjhayn louis vuitton pas cher [url=http://www.lvsacnew.fr]vetement louis vuitton pas cher[/url] ndfayl

Anonymous said...

It's enormous that you are getting thoughts from this post as well as from our argument made here.

Look at my webpage: como aumentar um penis

Anonymous said...

I leave a response whenever I like a post on a site or if I have something to contribute to
the discussion. It's caused by the passion displayed in the article I read. And on this post "AWAS KOSMETIKA BISA PICU ALERGI DAN IRITASI". I was actually moved enough to drop a thought ;-) I do have 2 questions for you if you usually do not mind. Could it be simply me or do some of the comments appear like they are left by brain dead individuals? :-P And, if you are posting on other places, I'd like to
keep up with you. Could you list every one of all your shared pages like
your twitter feed, Facebook page or linkedin profile?


Here is my web page :: http://penis-grandes.com/